Tips Cegah Gigi Berlubang Ketika Malas Sikat Gigi

Menggosok gigi wajib dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi dan terhindari dari gigi berlubang. Tapi, sebagian orang masih suka menganggap kebiasaan ini sebagai angin lalu dan melewatkannya.

Padahal menggosok gigi bisa menghilangkan sisa makanan yang menempel pada sela gigi, yang diketahui menjadi penyebab gigi berlubang. Nah, drg Diono Susilo, membagikan tipsnya kepada rekan media, dalam diskusi di Central Park Hotel, Senayan, Jakarta baru-baru ini.

Menurutnya, ketika seseorang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggosok gigi, alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan berkumur. Sebab, berkumur juga bisa menyingkirkan sisa makanan yang akan berubah menjadi asam jika dibiarkan. Asam ini yang akan mengakibatkan adanya lubang pada gigi.

Berkumurnya pun tak harus dengan cara khusus, ia menuturkan air yang digunakan bisa menggunakan air biasa.

“Bisa pas lagi minum, jadi ketika minum ga langsung diminum tapi dikumur dulu. Kalau muslim juga bisa dilakukan sambil wudhu,” terangnya.

Namun harus dicatat, alternatif ini hanya untuk kondisi darurat. Menggosok gigi dua kali sehari, tetap lebih dianjurkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Pasang Behel Sembarangan Bisa Bikin Masalah Serius

Memasang kawat gigi atau behel bisa membantu seseorang mendapatkan bentuk gigi yang sesuai harapan. Tapi kalau asal pasang bukan dilakukan oleh dokter gigi, siap-siap terkena risiko yang bikin merinding.

Dituturkan oleh drg Diono Susilo, Ketua PDGI Jakarta Selatan, di sela acara konferensi pers Indonesia Dental Exhibition & Conference 2017, memasang behel tak hanya untuk sekadar unsur kesehatan tapi juga segi estetika.

“Yang punya kewenangan untuk ini adalah dokter gigi, kalau tidak dipasang bukan dari dokter gigi ini yang didapatkan bukan kecantikan tapi berantakan (giginya). Fungsi giginya akan rusak,” terangnya.

Dengan pemasangan behel yang salah, ini bisa mengakibatkan gerakan pengunyahan makanan yang salah. Ini bisa mengarah pada masalah kesehatan terutama kesehatan gizi, mengingat proses pencernaan makanan pertama adalah melalui mulut.

Selain itu, ini juga membahayakan pertumbuhan gigi geraham, terutama bagi orang yang dipasang behel sebelum masa pertumbuhannya.”Tumbuhnya bukannya ke bawah tapi ke samping,” ujar dokter yang menjadi Sekretaris Jendral Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini.

Terakhir, ia kembali mengingatkan masyarakat bahwa penting sekali kembali ke dokter gigi bukan kepada tenaga yang tidak profesional dalam menangani gigi. Sebab, ada banyak risiko lainnya yang tidak dipahami oleh selain dokter gigi ketika hendak memasang behel.

 

Nyeri Saat Tambal Gigi, Wajar atau Nggak Ya?

Saat gigi berlubang, penanganan yang paling tepat adalah penambalan. Namun terkadang muncul rasa nyeri saat melakukan penambalan. Lantas, wajarkah jika terjadi hal yang demikian?

“Sebenernya ada bahan tambal yang punya efek iritatif. Tapi itu pada hal yang bisa ditoleransi,” ucap Dr drg Rina Permatasari, SpKG dalam perbincangan bersama detikHealth baru-baru ini.

Lebih lanjut, drg Rina menjelaskan rasa mengganggu yang bisa ditoleransi, yaitu rasa tidak nyaman yang terjadi hanya satu sampai dua hari. Selain itu, rasa sakit yang masih bisa ditahan dan tidak memerlukan obat pereda rasa sakit.

“Tapi kalau rasa sakit sudah nggak wajar dan nggak bisa ditahan lebih dari dua sampai tiga hari itu harus dicek ulang ya,” kata dokter yang praktik di RS Pondok Indah ini.

Sementara itu, menurut guru besar tetap di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Prof Dr Lindawati S. Kusdhany drg SpPros (K) beberapa waktu, gigi yang masih sakit usai dilakukan penambalan merupakan tanda bahwa lubang pada gigi sudah mendekati atau telah mencapai bagian pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf.

Oleh karena itu disarankan untuk melakukan perawatan lebih lanjut. Misalnya dengan melakukan perawatan saluran akar atau perawatan endodontik yang diikuti dengan penambalan gigi atau pembuatan mahkota tiruan.